Cerita Pendek Terbaru 13 Januari 2014: Khasiat Parfum Pemikat

Cerita pendek terbaru 2014 dipersembahkan kembali oleh blog . Cerita pendek menarik dan keren ini berjudul Khasiat Parfum Pemikat.

Cerita pendek ini mempunyai tokoh utama Basudewa dan Kunthi. Bagaimana kelanjutan dongeng menarik dengan latar sanggar senam ini? Silahkan dibaca!


Baca Juga Cerita Sebelumnya ialah Cinta Permadi.

Khasiat Parfum Pemikat
Basudewa yang sedang asyik berkaraoke ria, terganggu lantaran sang adik Kunti, menghampiri dan mematikan perangkat pemutar musiknya.

“Ah kau tidak suka lihat orang lain senang,” komentar Basudewa.

“Kalau tidak saya matikan, kau tidak bakalan mendengarkan apa yang saya omongkan,” kata Kunti.

“Aaah Sudah. Maumu apa sih?”

“Antar dong ke sanggar senamnya Profesor Druwasa,” pinta Kunti.

“Kesana ngapain?”

“Ya senam, masa mau latihan menyanyi,” jawab Kunti ringan.

“He?! Kamu jangan macam-macam ya! Prof Druwasa itu kan tokoh spiritual., masak kau ke sana mau senam. Memangnya senam apa itu?”

“Lho jangan berburuk sangka dulu dong. Ya senam kebugaran, orang senam kok kau kaget. Meskipun Pak Druwasa tokoh spiritual, tidak apa-apa buka kursus senam, yang penting kan apa tujuannya dan bagaimana melaksanakannya,” kata Kunti.

“Oke Nona Cantik, saya antarkan. Tapi tunggu sebentar ya?”

“Nah gitu dong, itu gres namanya sayang sama adik.”

 dipersembahkan kembali oleh blog  Cerita Pendek Terbaru 13 Januari 2014: Khasiat Parfum Pemikat
Ilustrasi Cerita dari
harian Suara Merdeka 14 Juli 1996
Sambil bersiul-siul, Basudewa menuju garasi. Tidak usang kemudian   terdengar mesin kendaraan beroda empat sport kesayangan Basudewa menderu. Kunti menunggu di teras. Mobil sport muncul, Kunti segera naik di samping Basudewa.

“Fuiii cakep juga adikku,” goda Basudewa.

“Siapa dulu dong bapaknya?” Kunti menimpali.

Mobil bergerak meninggalkan kompleks istana Mandura. Basudewa memang melihat Kunti sore itu kelihatan begitu cantik. Dan amboi parfumnya betul-betul berkelas.

Sanggar Prof Druwasa tidak jauh dari istana Mandura, hanya sekitar lima menit sudah sampai. Lalu lintas di Mandura tertib, nyaman berkendaraan di kota ini. Tidak ada model main serobot di jalan. Kalau lampu merah menyala ya berhenti. Begitu lampu kuning menyala siap-siap berhenti bukan malah tancap gas supaya tidak keduluan merah. Polisi di Mandura juga populer tidak dapat disuap. Pelanggaran kemudian lintas diproses sesuai prosedur.

“Nanti kujemput tidak?” tanya Basudewa.

“Tidak usah biar saya pulang naik taksi,” jawab Kunti sambil turun dari mobil. Kemudian dengan langkah hirau menuju sanggar senam Prof Druwasa.

Basudewa menghela napas panjang. Ia perhatikan adiknya dari belakang. Cantik, tubuhnya sintal mungkin berkat rajin latihan senam. Adiknya itu, balasannya pendiam, memang kadangkala nampak manja, tetapi secara keseluruhan ia sebagai gadis pendiam. Meskipun begitu, terbersit pula rasa khawatir , ketika ini ia masih ABG masih simpel terpeleset. Kependiamannya juga belum dapat dijadikan ukuran kondusif dan tidaknya dari kemungkinan yang tidak diharapkan.

“Aaah tapi Pak Druwasa kan orangnya bijak, niscaya juga  memberi pengarahan,” Basudewa membatin sambil memutar mobilnya kembali ke istana.

Sanggar senam memang sedang marak di Mandura. Ibu-ibu rumah tangga banyak yang rajin mengikuti senam,  tujuannya supaya suami betah  di rumah. Sedang yang gadis-gadis , dengan tujuan supaya tubuhnya semok sehingga memikat pria.

Di antara sanggar-sanggar senam yang ada di Mandura, paling diminati tempatnya Profesor Druwasa. Soalnya yang senam di sana kemudian diberi parfum  Kunta Wekasing Rasa Tunggal Sabda Tanpa Lawanan.   Pria akan terbius jikalau mencium bacin parfum tersebut. Tujuannya semoga suami betah di rumah.
Apa yang dikhawatirkan Basudewa ternyata terjadi. Kunti menangis tersedu-sedu dalam pelukan ibunya. Sedang sang ayah Prabu Kuntiboja hanya dapat memegangi jidatnya yang mendadak menjadi pening. Didesak siapa yang berbuat, Kunti tidak mau menjawab. Ia menggeleng sambil menangis. Melihat hal itu Basudewa tidak sabar, ia segera melarikan kendaraan beroda empat sportnya ke sanggar Pak Druwasa.

Dengan wajah merah padam, Basudewa menemui Profesor Druwasa dan pribadi memegang krah baju profesor itu. 

“Profesor harus bertanggung jawab, Kunti mengalami menyerupai itu lantaran berguru senam di sini,” Basudewa  geram. 

“Sabar...sabar saya harus bertanggungjawab yang bagaimana?”

“Aib mernimpa keluarga istana Mandura. Bapak harus dapat menghapus atau menutup aib,” kata Basudewa dengan penuh kemarahan.

“Ini namanya saya tidak memakan nangkanya tetapi kena getahnya. Baik...baik... tapi Kunti tidak menyebutkan siapa laki-laki itu?”

“Tidak. Siapa orang itu? Bapak tahu? Biar kuhajar orangnya!”

“Betul Nak Basudewa akan menghajar orang itu? Berani?”

“Kenapa saya harus takut? Orang itu salah, biar kuhajar!” Basudewa tambah geram.

“Lelaki itu Batara Surya. Dewa yang juga sering menjadi host dalam banyak sekali program di televisi swasta. Kunti begitu terpikat dengannya,itulah sebabnya ia nekat memakai parfum ramuan saya tanpa sepengetahuan saya, dan melanggar pesan saya. Kalau untuk menutup malu istana oke akan saya laksanakan. Kunti dapat bersembunyi di rumah saya di luar kota. Tetapi saya ingin tahu apa yang akan Nak Basudewa lakukan terhadap Batara Surya?”

Basudewa terdiam. Jelas ia tidak akan berani menghajar Batara Surya. Bahkan ayahnya sekalipun tidak berani melakukannya. Berani mencoba mengutak-atik dewa, mengganggu kehidupannya sama saja dengan bunuh diri. Yang dapat dilakukan keluarga istana Mandura, mengikuti saran Profesor Druwasa. Kunti diungsikan ke rumah Profesor Druwasa di luar kota hingga ketika bayinya lahir. Tentang kisah bayi itu juga cukup seru, mudah-mudahan dapat ditampilkana dalam episode yang lain. (Naskah ini goresan pena Warisman pernah dimuat di harian Suara Merdeka 14 Juli 1996)

Bagaimana sobat ikerenki? Menarik bukan cerita pendek terbaru ini. Ingin mendapat dongeng menarik lainnya? Follow Blog ini atau like fp facebook blog ini, nantinya akan diberitahukan update cerita-cerita menarik lainnya. Salam Keren!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Dunia Lain Live Penampakan Kuntilanak Terbaru 2014

Fenomena Yuk Keep Smile (Yks) Joget Caesar Trans Tv

Ultras Pss Sleman Brigata Curva Sud (Bcs) Ultras Fenomenal